JAM

Senin, 15 November 2010

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
oleh : Rizky Sopiyandi
(disampaikan pada sesi materi MAPABA Rayon Dakwah Daj Komunikasi Komisariat UIN SGD Bandung)

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Namun ketika berbicara komunikasi tentu saja tidak semudah seperti membalikan kedua tangan. Seringkali kesalahpahaman dalam berkomunikasi menjadi suatu permasalahan yang tidak kecil bagi pribadi maupun kelompok.
Perbedaan gaya berbicara seringkali menjadi suatu permasalahan dalam komunikasi. Perdebadaan tersebut seringkali memicu fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucpan seseorang atau kelompok tertentu.
Sepertihalnya yang terjadi pada konflik antara suku Dayak dengan suku Madura Sambas di Kalimantan. Konflik yang terjadi tak lain dikarenakan adanya perbedaan gaya berkomunikasi diantara kedua suku tersebut. Suku Dayak merasa gaya berkomunikasi suku Madura Sambas dinilai tidak sopan, tidak menghargai,dll. Akan tetapi suku Madura Sambas menilai gaya bahasa mereka merupakan suatu hal yang biasa saja bagi golongan mereka. Begitu pula dengan gaya berkomunikasi verbal suku Batak yang dinilai tegas, to the point, lugas dan jujur kontras sekali dengan suku Sunda maupun jawa y6ang terkesan lebih mengutamakan kelembutan dalam berkomunikasi.
Begitu pula yang sering terjadi dlam suatu organisasi. Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Adanya perbedaan karakter yang merujuk dari adanya perbedaan latar belakang, budaya maupun agama seringkali komunikasi menjadi suatu permasalahan bagi suatu organisasi, sekaligus jadi media solusi bagi permasalahan yang ada pada suatu organisasi. Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan.


2. Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran organisasi, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh bawahan atau anggota akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi.
Oleh karena itu organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Comments :

0 komentar to “KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI”

Posting Komentar